Dukun
dan kiayi jelas dua makhluk yang berlawanan. Yang satu menggiring pada
kesesatan, yang satu lagi mengajak pada ketakwaan. Antara keduanya
banyak perbedaan yang mencolok. Tetapi, pada pada fungsinya, ada juga
beberapa kesamaannya. Misalnya, keduanya bisa meramal, menjadi tempat
konsultasi, membantu mengatasi masalah dan mengobati penyakit. Dalam
prakteknya, fungsi dukun dan kiayi sering agak sulit dibedakan. Karena
keduanya sering melakukan hal yang sama tersebut. Tanpa disadarinya,
banyak kiayi melakukan praktek perdukunan (tapi tidak ada dukun
melakukan praktek perkiayian). Karenanya,
kaum Muslimin wajib hati-hati, harus bisa membedakan mana dukun mana
kiayi, karena banyak dukun yang berpenampilan biasa, tidak nyentrik.
Bahkan, ada dukun yang berpenampilan kiayi. Dia dianggap kiayi, tapi itu
tadi, melakukan praktek perdukunan. Sekali terpeleset pada kemusyrikan,
bahayanya dunia akhirat. Rasulullah SAW bersabda, barangsiapa
mempercayai ramalan seorang dukun, maka 40 hari ibadahnya tidak akan
diterima oleh Allah SWT. Dan syirik adalah termasuk dosa yang tidak
diampuni oleh Allah SWT sehingga ia benar-benar bertaubat.
Di bawah ini adalah perbedaan-perbedaan yang harus diketahui antara dukun dengan kiayi (ulama/ahli hikmah) yang lurus tauhidnya kepada Allah, agar kita tidak salah melangkah yang akan mengakibatkan kerugian dunia dan akhirat.
Perbedaan ini mungkin cukup jelas. Yang harus lebih diwaspadai adalah
apa yang sering disebut sebagai “ahli hikmah.” Ahli hikmah yang lurus
tauhidnya akan terjaga dari melakukan praktek perdukunan. Ia akan lebih
mementingkan memberikan taushiyah atau nasihat-nasehat ketakwaan dan
selalu menjaga diri dari kebiasaan meramal-ramal, walaupun ia bisa.
Tapi, ahli hikmah yang tidak lurus tauhidnya, banyak yang seperti dukun.
Tentu saja ilmunya ilmu agama, tapi seperti dukun ia melakukan praktek
perdukunan. Cirinya yang menonjol, ia memakai kopiah, sorban,
memberikan pengajian, melaksanakan ibadah seperti biasa dan dianggap
kiayi, tapi senang memperlihatkan kemampuan bacaan gaibnya, senang
meramal-ramal dengan berani menyebutkan sesuatu akan terjadi dengan
waktunya yang jelas (bulan, hari, jam dan peristiwa) yang itu semua
hanyalah hak dan wewenang Allah SWT, sambil jarang sekali atau tidak
memberikan nasehat kebaikan dan takwa pada orang-orang yang datang
kepadanya, tidak memperingatkan agar orang tidak bertanya apa-apa yang
akan terjadi, agar menjauhi kemusyrikan, tidak tawadhu dan merelatifkan
pandangannya. Kiayi seperti adalah dukun yang harus dijauhi!![] Wallahu’alam!
Di bawah ini adalah perbedaan-perbedaan yang harus diketahui antara dukun dengan kiayi (ulama/ahli hikmah) yang lurus tauhidnya kepada Allah, agar kita tidak salah melangkah yang akan mengakibatkan kerugian dunia dan akhirat.
Klasifikasi | Dukun | Kiayi/ulama |
Jenis Ilmu | Ilmu hitam/sihir | Ilmu agama |
Tujuan | Kekuatan dan kesaktian | Ketaatan pada Tuhan |
Cara perolehan | Ngelmu yang bertentangan dengan syari’at agama | Belajar agama dan membentuk kesalehan diri |
Sumber ilmu | Iblis/syetan | Allah, Nabi dan para ulama |
Pasien diarahkan | Untuk setia dan taat kepada dirinya dan jauh dari Allah | Untuk taat kepada Allah SWT |
Motivasi menolong | Materi, keuntungan, kepuasan | Sebagai ibadah |
Bentuk komunikasi | Pamer kemampuan, meramal-ramal, segala diramal padahal banyak yang tidak perlu, banyak menceritakan yang akan terjadi padahal belum tentu bermanfaat, senang dipuji, menolong tanpa menimbang-nimbang perlu tidaknya pertolongan diberikan | Mengindari pamer kemampuan diri (tawadhu), memberikan nasehat dan bimbingan agama, menghindari meramal-ramal, berhenti melayani orang bila persepsi orang padanya adalah tukang ramal, memilih mana yang perlu diceritakan dan yang tidak kepada orang awam. |
Sifat pelayanan | (1) Tidak ada usaha memperbaiki pasien agar menjadi lebih baik dan lebih benar dalam menjalan syariat agama dan kehidupan, (2) melayani keinginan apa saja termasuk balas dendam. | Membimbing untuk lebih taat beribadah, memperbaiki akhlak, meningkatkan kualitas kesadaran diri |
Yang disambat atau dituju | Makhluk-makhluk halus, arwah-arwah karuhun yang sewaktu hidup dikenal sakti | Allah SWT |
Yang dianjurkan | Bertentangan dengan ajaran agama | Sesuai dengan ajaran agama |
Dampak bagi yang sering dekat | Kagum, hormat dan ketagihan terus bertanya agar meramal yang akan terjadi dan melayani keinginan dirinya | Kesadaran agama dan keshalehannya meningkat |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar