Minggu, 03 Juli 2011

TAWASSUL (MASALAH) TAWASSUL DENGAN KEKASIH ALLAH SWT

BERTawassul dengan Nabi atau pun para Nabi itu termasuk ajaran Islam. Tidak dibedakan apakah Nabi itu telah lahir, belum lahir, atau pun telah wafat.

FIRMAN ALLAH SWT: Dan setelah datang kepada mereka Al-Qur’an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal
sebelumnya mereka biasa
memohon untuk mendapat
kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la`nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. [QS. Al-Baqarah: 89]
Tafsir Jalalain:
ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪﻣﻦﻛﺘﺎﺏﺟﺎﺀﻫﻢﻭﻟﻤﺎ
ﻣﻌﻬﻢﻣﺼﺪﻕ ﻟﻤﺎ”ﺍﻟﺘﻮﺭﺍﺓﻣﻦ:
ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ“ﻫﻮﻗﺒﻞﻣﻦﻭﻛﺎﻧﻮﺍ”ﻗﺒﻞ
َ“ﻣﺠﻴﺌﻪﻳﺴﺘﻔﺘﺤﻮﻥَ”ﻳﺴﺘﻨﺼﺮﻭﻥ ﻛﻔﺮﻭﺍﺍﻟﺬﻳﻦﻋﻠﻰ َّ”ﺍﻟﻠﻬﻢﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﺍﻟﻤﺒﻌﻮﺙﻋﻠﻴﻬﻢ ﺑﻻﻨﺒﻲﺍﻧﺼﺮﻧﺎ
ﺁﺧﺮ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ“ﻣﺎﺟﺎﺀﻫﻢﻓﻠﻤﺎ
ﻋﺮﻓﻮﺍّ”ﺑﻌﺜﺔ ﺍﻟﻨﺒﻲﻣﻦ ﺍﻟﺤﻖ ﻭﻫﻮ ِ“ﻛﻔﺮﻭﺍ ﺑﻪ”ﺣﺴﺪﺍ ﻭﺧﻮﻓﺎ ﻋﻠﻰ ﺩﻝﺍﻟﺮﻳﺎﺳﺔ ﻭﺟﻮﺍﺏ ﻟﻤﺎ ﺍﻟﺄﻭﻟﻰ ﺟﻮﺍﺏ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ“ﻋﻠﻴﻪﻓﻠﻌﻨﺔ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮﻳﻦ “

(Dan tatkala datang kepada
mereka Alquran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka) yakni Taurat (padahal sebelumnya mereka) maksudnya sebelum datangnya Alquran itu (memohon pertolongan) agar beroleh kemenangan (atas orang-orang yang kafir) dengan mengucapkan,“Ya Allah, tolonglah kami dengan nabi yang akan dibangkitkan di akhir zaman.” (Maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui) yaitu berupa kebenaran dengan diutusnya Nabi Muhammad itu (mereka lalu
ingkar kepadanya) disebabkan
kedengkian dan takut kehilangan pengaruh. Jawaban bagi lammaa’ atau tatkala’ yang pertama, ditunjukkan oleh jawaban lammaa’ yang kedua (maka laknat Allahlah atas orang-orang yang kafir itu).

Dalam tafsir Jalalain bisa kita
lihat bahwa ketika Al-Qur`an
datang kepada orang-orang
Yahudi, maka orang-orang Yahudi mengingkarinya. Padahal mereka mengetahui akan kebenaran Al- Qur`an dan Nabi Muhammad bahwa Al-Qur`an memang firman
Allah dan Nabi Muhammad
memang utusan Allah. Bahkan
orang-orang Yahudi bertawassul dengan Nabi yang akan dibangkitkan di akhir zaman, yaitu Nabi Muhammad shollallohu alayhi wa sallam. Dan orang-orang Yahudi pun menang atas musuh-musuh mereka setelah mereka bertawassul dengan Nabi shollallohu alayhi wa sallam. Jika ada kaum yang sangat tidak ingin ummat Islam ini bertawassul
dengan Nabi, maka ketahuilah
bahwa kaum itu adalah Yahudi
dan pengikutnya yang tak menginginkan kejayaan Islam dan Muslimin. Semoga Allah
menjadikan kita sebagai pengikut Nabi, shiddiqin, shalihin dan syuhada serta melindungi kita dari menjadi orang-orang yang dimurkai oleh-Nya. Aamiin.

Kemudian Nabi Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya.
Sesungguhnya Allah Maha
Penerima taubat lagi Maha
Penyayang. (QS. Al-Baqarah:37)
Kalimat yang dimaksud di atas, sebagaimana diterangkan oleh ahli tafsir berdasarkan sejumlah hadits adalah tawassul kepada Nabi Muhammad SAW, yang sekalipun belum lahir namun
sudah dikenalkan namanya oleh Allah SWT, sebagai nabi akhir zaman.
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺃﺑﻮ ﺳﻌﻴﺪ ﻋﻤﺮﻭ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ
ﺑﻦ ﻣﻨﺼﻮﺭ ﺍﻟﻌﺪﻝ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺇﺳﺤﺎﻕ ﺑﻦ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺍﻟﺤﻨﻈﻠﻲ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﺤﺎﺭﺙ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻣﺴﻠﻢ ﺍﻟﻔﻬﺮﻱ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﺑﻦ ﻣﺴﻠﻤﺔ ﺃﻧﺒﺄ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺑﻦ ﺯﻳﺪ ﺑﻦ ﺃﺳﻠﻢ ﻋﻦ ﺃﺑﻴﻪ ﻋﻦ ﺟﺪﻩ ﻋﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺍﻟﺨﻄﺎﺏ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ
ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻟﻤﺎ
ﺍﻗﺘﺮﻑ ﺁﺩﻡ ﺍﻟﺨﻄﻴﺌﺔ ﻗﺎﻝ ﻳﺎ ﺭﺏ
ﻟﻤﺎ ﻏﻔﺮﺕ ﻟﻲﺑﺤﻖ ﻣﺤﻤﺪﺃﺳﺄﻟﻚ
ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺎ ﺁﺩﻡ ﻭﻛﻴﻒ ﻋﺮﻓﺖ
ﻣﺤﻤﺪﺍ ﻭﻟﻢ ﺃﺧﻠﻘﻪ ﻗﺎﻝ ﻳﺎ ﺭﺏ ﻷﻧﻚ ﻟﻤﺎ ﺧﻠﻘﺘﻨﻲ ﺑﻴﺪﻙ ﻭﻧﻔﺨﺖ ﻓﻲ ﻣﻦ ﺭﻭﺣﻚ ﺭﻓﻌﺖ ﺭﺃﺳﻲ ﻓﺮﺃﻳﺖ ﻋﻠﻰ ﻗﻮﺍﺋﻢ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﻣﻜﺘﻮﺑﺎ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻌﻠﻤﺖ ﺃﻧﻚ ﻟﻢ
ﺗﻀﻒ ﺇﻟﻰ ﺍﺳﻤﻚ ﺇﻻ ﺃﺣﺐ ﺍﻟﺨﻠﻖ
ﺇﻟﻴﻚ ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﺪﻗﺖ ﻳﺎ ﺁﺩﻡ ﺇﻧﻪ
ﻓﻘﺪﺍﺩﻋﻨﻲ ﺑﺤﻘﻪﻷﺣﺐ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﺇﻟﻲ
ﻏﻔﺮﺕ ﻟﻚ ﻭﻟﻮﻻ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﺎ ﺧﻠﻘﺘﻚ
ﻭﻫﻮﻫﺬﺍ ﺣﺪﻳﺚ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻹﺳﻨﺎﺩ
ﺃﻭﻝ ﺣﺪﻳﺚ ﺫﻛﺮﺗﻪ ﻟﻌﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺑﻦ ﺯﻳﺪ ﺑﻦ ﺃﺳﻠﻢ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ

Dari Umar ra. Ia berkata:
Rasulullah SAAW bersabda,Tatkala Adam melakukan kesalahan, dia berkata: “Wahai Rabbku, aku memohon kepada-Mu dengan haq Muhammad akan dosa-dosaku, agar Engkau mengampuniku. Lalu Allah
berfirman: Wahai Adam,
bagaimana kamu mengenal
Muhammad sedang Aku belum
menciptakannya (sebagai
manusia) ? Adam menjawab:
Wahai Rabbku, tatkala Engkau
menciptakanku dengan Tangan-Mu dan meniupkan ruh-Mu ke dalam diriku, maka Engkau Mengangkat kepalaku, lalu aku melihat di atas kaki-kaki arsy tertulis Laa Ilaaha illallaah Muhammadur Rasuulullaah’ sehingga aku tahu bahwa Engkau tidak menambahkan ke dalam Nama-Mu kecuali makhluq yang paling Engkau cintai. Lalu Allah Berfirman: Benar engkau wahai Adam, sesungguhnya Muhammad adalah makhluq yang paling Aku cintai, berdoalah kepadaku dengan haq dia, maka sungguh Aku Mengampunimu. Sekiranya
tidak ada Muhammad, maka Aku tidak menciptakanmu. [HR. Al- Hakim dalam Al-Mustadrak juz 2 halaman 615, dan beliau mengatakan shahih. Juga Al-Baihaqi dalam Dala-ilun Nubuwwah. Ibnu Taimiyah mengutipnya dalam kitab Al-Fatawa juz 2 halaman 150, dan beliau menggunakannya sebagai
tafsir/penjelasan bagi hadits-
hadits yang shahih]
ﻭﻛﺬﻟﻚ ﻣﻤﺎ ﻳﺸﺮﻉ:ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺑﻪ ﻓﻲ
ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻛﻤﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺍﻟﺬﻱ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻭﺻﺤﺤﻪ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺷﺨﺼﺎﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ:ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻧﻲ ﺃﺳﺄﻟﻚ ﻭﺃﺗﻮﺳﻞ ﺇﻟﻴﻚ ﺑﻨﺒﻴﻚ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﺒﻲ ﺍﻟﺮﺣﻤﺔ، ﻳﺎﻣﺤﻤﺪ ﻳﺎﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻧﻲ ﺃﺗﻮﺳﻞ ﺑﻚ ﺇﻟﻰ ﺭﺑﻲ ﻓﻲ ﺣﺎﺟﺘﻲ ﻟﻴﻘﻀﻴﻬﺎ، ﻓﻲﺍﻟﻠﻬﻢ ﻓﺸﻔﻌﻪ
Syaikh ibnu Taymiyyah berkata, Demikian pula termasuk hal yang disyari’atkan adalah tawassul dengan Nabi SAW dalam doa, sebagaimana terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan menshahihkannya, bahwa Nabi SAW mengajar seseorang agar berdoa, Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan
bertawassul kepada-Mu dengan (perantara) Nabi-Mu Muhammad SAW. Wahai Muhammad, sesunggunya aku bertawajjuh (menghadap) denganmu kepada Tuhanmu sehingga Tuhanmu menjelaskan kebutuhanku,
supaya Dia memenuhinya, maka berilah syafa’at kepada
Muhammad untukku.’ (Al-Fatawa Juz III, hal: 276)
Hadits yang beliau maksud adalah hadits berikut:
ﺣﺪﺛﻨﺎﻣﺤﻤﻮﺩ ﺑﻦ ﻏﻴﻠﺎﻥﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺷﻌﺒﺔ ﻋﻦﺣﺪﺛﻨﺎﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ
ﺟﻌﻔﺮ ﻋﻦ ﻋﻤﺎﺭﺓ ﺑﻦ ﺧﺰﻳﻤﺔ ﺑﻦﺃﺑﻲ ﺛﺎﺑﺖ ﻋﻦ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺣﻨﻴﻒ ﺃﻥ ﺻﻠﻰﺍﻟﻨﺒﻲﺃﺗﻰﺿﺮﻳﺮ ﺍﻟﺒﺼﺮﺭﺟﻠﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎﻝ ﺍﺩﻉ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻗﺎﻝ ﺇﻥ ﺷﺌﺖ ﺩﻋﻮﺕ ﻭﺇﻥﻳﻌﺎﻓﻴﻨﻲ ﺷﺌﺖ ﺻﺒﺮﺕ ﻓﻬﻮ ﺧﻴﺮ ﻟﻚ ﻗﺎﻝ
ﻓﺎﺩﻋﻪ ﻗﺎﻝ ﻓﺄﻣﺮﻩ ﺃﻥ ﻳﺘﻮﺿﺄ
ﺑﻬﺬﺍﻓﻴﺤﺴﻦ ﻭﺿﻮﺀﻩ ﻭﻳﺪﻋﻮ
ﺃﺳﺄﻟﻚ ﻭﺃﺗﻮﺟﻪﺇﻧﻲﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﺍﻟﻠﻬﻢ
ﺇﻧﻲﺇﻟﻴﻚ ﺑﻨﺒﻴﻚ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﺒﻲ ﺍﻟﺮﺣﻤﺔ ﺇﻟﻰ ﺭﺑﻲ ﻓﻲ ﺣﺎﺟﺘﻲﺗﻮﺟﻬﺖ ﺑﻚ ﻟﻲ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻓﺸﻔﻌﻪ ﻓﻲﻟﺘﻘﻀﻰﻫﺬﻩ ﺣﺪﻳﺚ ﺣﺴﻦﺃﺑﻮ ﻋﻴﺴﻰ ﻫﺬﺍﻗﺎﻝ
ﻣﻦ ﻫﺬﺍﺻﺤﻴﺢ ﻏﺮﻳﺐﺇﻟﺎﻧﻌﺮﻓﻪﻟﺎ
ﺟﻌﻔﺮ ﻭﻫﻮﺃﺑﻲﺍﻟﻮﺟﻪ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ
ﺍﻟﺨﻄﻤﻲ ﻭﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺣﻨﻴﻒ ﻫﻮ
ﺳﻬﻞ ﺑﻦ ﺣﻨﻴﻒﺃﺧﻮ

Hadits tersebut shahih dan
diriwayatkan oleh At-Tirmidzi,
juga dalam Musnad Ahmad, dan juga yang lainnya.

Syaikh Ibnu Taymiyyah juga
berkata, Tawassul kepada Allah dengan selain Nabi kita SAW, baik disebut istighatsah atau tidak, kami tidak mengetahui seorang pun dari ulama salaf yang melakukan tidak ada atsar yang diriwayatkan dalam masalah itu, dan kami tidak mengetahui dalam masalah itu kecuali larangan yang difatwakan Syaikh (mungkin maksudnya Imam Ahmad). Adapun tawassul dengan Nabi SAW, maka terdapat hadits
dalam kitab-kitab Sunan yang
diriwayatkan oleh An-Nasa`i, At- Tarmidzi, dan yang lain,
bahwasanya seorang Arab Badui mendatangi Nabi SAW, lalu berkata, Wahai Rasulullah,
sesungguhnya aku menderita
penyakit pada penglihatanku,
maka berdo’alah kepada Allah
untukku.’ Kemudian nabi SAW
bersabda, Berwudhu’lah dan
shalatlah dua rakaat, lalu
berdo’alah: Ya Allah, aku
memohonkepada-Mu dan
memohon kepada-Mu Dengan
Nabi-Mu Muhammad. wahai
Muhammad, sesungguhnya aku memohon pertolongan
denganmu untuk mengembalikan penglihatanku, Ya Allah, berilah
pertolongan kepada Nabi-Mu
untukku.’ dan Nabi bersabda,
Jika engkau mempunyai kebutuhan, maka berbuatlah
seperti itu juga.’ Kemudian Allah mengembalikan
penglihatannya. (Al-Fatawa, Juz I, hal:105)

Dari Anas bin Malik ra sungguh
Umar bin Khattab ra ketika sedang musim kering ia memohon turunnya hujan
dengan perantara Abbas bin
Abdul Muththalib ra, seraya
berdoa : Wahai Allah, sungguh
kami telah mengambil perantara (bertawassul) pada Mu dengan Nabi kami (Muhammad saw) agar kau turunkan hujan, lalu Kau turunkan hujan, maka kini kami mengambil perantara
(bertawassul) pada Mu dengan
paman Nabi Mu (Abbas bin Abdul Muththalib ra) yang melihat beliau sang Nabi saw maka turunkanlah hujan,maka hujan pun turun dengan derasnya. (Shahih Bukhari
hadits no.954)
Berkata Hujjatul Islam Al Imam
Ibn Hajar Al Asqalaniy mensyarahkan hadits ini :
ﻗﺼﺔ ﺍﻟﻌﺒﺎﺱﻣﻦﻭﻳﺴﺘﻔﺎﺩ
ﺍﻟﺨﻴﺮﺑﺄﻫﻞﺍﺳﺘﺤﺒﺎﺏ ﺍﻟﺎﺳﺘﺸﻔﺎﻉ
ﻭﺍﻟﺼﻠﺎﺡ ﻭﺃﻫﻞ ﺑﻴﺖ ﺍﻟﻨﺒﻮﺓِ،ﻭﻓﻴﻪ ﻟﺘﻮﺍﺿﻌﻪﻓﻀﻞ ﺍﻟﻌﺒﺎﺱ ﻭﻓﻀﻞ ﻋﻤﺮ ﺑﺤﻘﻪﻭﻣﻌﺮﻓﺘﻪ
Maka diambil faidah dari kejadian Abbas ra ini menjadi hal yang baik memohon syafaat pada orang-orang yang baik dan shalih, dan keluarga Nabi shollallohu alayhi
wa sallam, dan pada hadits ini
pula menyebutkan keutamaan Abbas ra dan keutamaan Umar ra karena rendah dirinya, dan kefahamannya akan kemuliaan Abbas ra. (Fathul Baari Bisyarah Shahih Bukhari Bab Al Jum’ah no.954)
Riwayat di atas menunjukkan
bahwa :
1. Para sahabat besar bertawassul pada Nabi saw dan dikabulkan Allah swt.
2. Para sahabat besar bertawassul satu sama lain
antara mereka dan dikabulkan Allah swt.
3. Para sahabat besar bertawassul pada keluarga Nabi saw (perhatikan ucapan Umar ra :demi paman nabi (saw).
Kenapa beliau tak ucapkan
namanya saja? Misalnya Demi
Abbas bin Abdulmuttalib ra ?
Namun jusetru beliau tak mengucapkan nama, tetapi
mengucapkan sebutan Paman
Nabi dalam doanya kepada Allah, dan Allah mengabulkan doanya, menunjukkan bahwa Tawassul pada keluarga Nabi saw adalah perbuatan shahabat besar, dan dikabulkan Allah.
ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ
ﻗﺎﻝ ﻟﻤﺎ ﻣﺎﺗﺖ ﻓﺎﻃﻤﺔ ﺑﻨﺖ ﺃﺳﺪ
ﺃﻡ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺍﺑﻲ ﻃﺎﻟﺐ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻨﻬﻤﺎ-ﻭﺫﻛﺮ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ-ﻭﻓﻴﻪ:ﺃﻧﻪ
ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺍﺿﻄﺠﻊ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻫﺎ ﻭﻗﺎﻝ:ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻯ ﻳﺤﻲ
ﻻﻳﻤﻮﺕ ﺍﻏﻔﺮﺣﻲﻭﻳﻤﻴﺖ ﻭﻫﻮ
ﻷﻣﻲ ﻓﺎﻃﻤﺔ ﺑﻨﺖ ﺃﺳﺪ ﻭﻟﻘﻨﻬﺎ
ﻧﺒﻴﻚﺑﺤﻖﺣﺠﺘﻬﺎ ﻭﻭﺳﻊ ﻣﺪﺧﻠﻬﺎ
ﻭﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ ﻭﺍﻟﻤﺮﺳﻠﻴﻦ ﻣﻦ ﻗﺒﻠﻲ
ﻓﺈﻧﻚ ﺃﺭﺣﻢ ﺍﻟﺮﺍﺣﻤﻴﻦ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﺒﺮﻧﻲ

Dari Anas bin Malik ra, ia berkata,Ketika Fathimah binti Asad ibunda Ali bin Abi Thalib ra
meninggal, maka sesungguhnya Nabi SAW berbaring diatas kuburannya dan bersabda:
Allah adalah Dzat yang Menghidupkan dan mematikan.
Dia adalah Maha Hidup, tidak mati.
Ampunilah ibuku Fatimah binti
Asad, ajarilah hujjah (jawaban)
pertanyaan kubur dan lapangkanlah kuburannya dengan hak Nabi-Mu dan nabi-nabi serta para rasul sebelumku, sesungguhnya Engkau Maha Penyayang. [HR. Thabrani]

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. [QS. Al-Ma`idah: 35]
Berkata Imam Ibn katsir
menafsirkan ayat ini :
ﻭﺍﻟﻮﺳﻴﻠﺔ:ﻫﻲ ﺍﻟﺘﻲ ﻳﺘﻮﺻﻞ ﺑﻬﺎ
ﺇﻟﻰ ﺗﺤﺼﻴﻞ ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ،ﻭﺍﻟﻮﺳﻴﻠﺔ
ﺃﻳﻀﺎ:ﻋﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺃﻋﻠﻰ ﻣﻨﺰﻟﺔ ﻓﻲ
ﺍﻟﺠﻨﺔ،ﻭﻫﻲ ﻣﻨﺰﻟﺔ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ
ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺩﺍﺭﻩ ﻓﻲ
ﺍﻟﺠﻨﺔ،ﻭﻫﻲ ﺃﻗﺮﺏ ﺃﻣﻜﻨﺔ ﺍﻟﺠﻨﺔ
ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻌﺮﺵ،ﻭﻗﺪ ﺛﺒﺖ ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺢ
ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ،ﻣﻦ ﻃﺮﻳﻖ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ
ﺍﻟﻤﻨﻜﺪﺭ،ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ
ﻗﺎﻝ:ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ:“ﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﺣﻴﻦ ﻳﺴﻤﻊ
ﺍﻟﻨﺪﺍﺀ:ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺭﺏ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ
ﺍﻟﺘﺎﻣﺔ،ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﺍﻟﻘﺎﺋﻤﺔ،ﺁﺕ
ﻣﺤﻤﺪﺍ ﺍﻟﻮﺳﻴﻠﺔ ﻭﺍﻟﻔﻀﻴﻠﺔ،ﻭﺍﺑﻌﺜﻪ ﻣﻘﺎﻣﺎ ﻣﺤﻤﻮﺩﺍ ﺍﻟﺬﻱ ﻭﻋﺪﺗﻪ،ﺇﻻ ﻟﻪ ﺍﻟﺸﻔﺎﻋﺔ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ”ﺣﻠﺖ. ﺣﺪﻳﺚ ﺁﺧﺮ ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﺴﻠﻢ:ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﻛﻌﺐ ﻋﻦ ﻋﻠﻘﻤﺔ،ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺑﻦ ﺟﺒﻴﺮ،ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮﻭ ﺑﻦ ﺍﻟﻌﺎﺹ ﺃﻧﻪ ﺳﻤﻊ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ:“ﺇﺫﺍ ﺳﻤﻌﺘﻢ ﺍﻟﻤﺆﺫﻥ ﻓﻘﻮﻟﻮﺍ ﻣﺜﻞ ﻣﺎ ﻳﻘﻮﻝّ،ﺛﻢ ﺻﻠﻮﺍ ﻋﻠﻲ،ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻦ
ﺻﻼﺓ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪﻋﻠﻲﺻﻠﻰ
ﺑﻬﺎ ﻋﺸﺮﺍ،ﺛﻢ ﺳﻠﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻲ
ﺍﻟﻮﺳﻴﻠﺔ،ﻓﺈﻧﻬﺎ ﻣﻨﺰﻟﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ،
ﻻ ﺗﻨﺒﻐﻲ ﺇﻻ ﻟﻌﺒﺪ ﻣﻦ ﻋﺒﺎﺩ ﺍﻟﻠﻪ،
ﻭﺃﺭﺟﻮ ﺃﻥ ﺃﻛﻮﻥ ﺃﻧﺎ ﻫﻮ،ﻓﻤﻦ ﺳﺄﻝ
ﻋﻠﻴﻪﺣﻠﺖﻟﻲ ﺍﻟﻮﺳﻴﻠﺔ
ﺍﻟﺸﻔﺎﻋﺔ.(”1( ﺣﺪﻳﺚ ﺁﺧﺮ:ﻗﺎﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ:ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺯﺍﻕ،ﺃﺧﺒﺮﻧﺎ ﺳﻔﻴﺎﻥ،ﻋﻦ
ﻟﻴﺚ،ﻋﻦ ﻛﻌﺐ،ﺃﻥ؛ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ
ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ:“ﻓﺴﻠﻮﺍ ﻟﻲﻋﻠﻲﺇﺫﺍ ﺻﻠﻴﺘﻢ ﺍﻟﻮﺳﻴﻠﺔ”.ﻗﻴﻞ:ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ،ﻭﻣﺎ ﻗﺎﻝ؟ﺍﻟﻮﺳﻴﻠﺔ:“ﺃﻋﻠﻰ ﺩﺭﺟﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ،ﻭﺍﺣﺪﺭﺟﻞﻻ ﻳﻨﺎﻟﻬﺎ ﺇﻻ(2) ﻭﺃﺭﺟﻮ ﺃﻥ ﺃﻛﻮﻥ ﺃﻧﺎ ﻫﻮ”.
Wasilah adalah sesuatu yg menjadi perantara untuk
mendapatkan tujuan, dan
merupakan perantara pula ilmu tentang setinggi tinggi derajat, ia adalah derajat mulia Rasulullah saw di Istana beliau saw di sorga.
Dan itu adalah tempat terdekat di sorga ke Arsy, dan telah dikuatkan pd shahih Bukhari dari jalan riwayat Muhammad bin Al Munkadir, dari Jabir bin Abdillah ra, sabda Rasulullah saw :
Barangsiapa yg berdoa ketika
mendengar seruan (adzan) :Wahai Alla Tuhan Pemilik Dakwah ini Yang Maha Sempurna, dan Shalat Yang didirikan, berilah Muhammad perantara dan anugerah, dan bangkitkanlah untuk beliau saw derajat yg terpuji yg telah Kau Janjikan pada beliau saw, maka telah halal syafaat dihari kiamat”.

Hadits lainnya pada Shahih
Muslim, dari hadits Ka’ab dari
Alqamah, dari Abdurrahman bin Jubair, dari Abdullah bin Amr bin Al Ash, sungguh ia mendengar Nabi saw bersabda : Jika kalian mendengar muadzin, maka
ucapkan seperti ucapan mereka, lalu bershalawatlah padaku, maka sungguh barangsiapa yg bershalawat padaku sekali maka Allah melimpahkan shalawat padanya 10x, lalu mohonlah
untukku wasiilah (perantara),
maka sungguh ia merupakan
tempat di sorga, tiada diberikan pada siapapun kecuali satu dari hamba Allah, dan aku berharap agar akulah yg menjadi orang itu,maka barangsiapa yg memohonkan untukku perantara, halal untuknya syafaat.
Dan hadits lainnya berkata Imam Ahmad, diucapkan pada kami oleh Abdurrazzak,dikabarkan pada kami dari sofyan, dari laits, dari Ka;ab, dari Abu Hurairah ra :
Sungguh Rasulullah saw bersabda : Jika kalian shalat
maka mohonkan untukku
wasiilah, mereka bertanya :
Wahai Rasulullah, (saw),wasiilah itu apakah?, Rasul saw bersabda : Derajat tertinggi di sorga, tiada yg mendapatkannya kecuali satu orang, dan aku berharap akulah orang itu. (Tafsir ImamIbn Katsir pada Al Maidah
35)

1. Pendapat Malikiyah Al Qasthallani berkata: Telah
diriwayatkan bahwa Imam Malik ketika ditanya oleh Abu Ja’far Manshur Al Abbasi, Khalifah kedua Bani Abbas,Wahai Abu Abdillah (Imam Malik), apakah saya harus
menghadap Rasulullah lalu berdoa atau menghadap kiblat lalu berdoa?
Imam Malik menjawab, Mengapa kau memalingkan wajahmu darinya (Rasulullah) padahal ia adalah wasilah (perantara)mu dan wasilah bapakmu Adam AS kepada Allah pada hari Kiamat?
Menghadaplah ke arahnya, lalu
minta kepada Allah dengannya, Dia akan menjadikannya pemberi
syafaat bagimu.
Kisah ini diriwayatkan oleh Abu Al Hasan Ali bin Fihr dalam kitabnya, Fadhoil Malik (keutamaan-keutamaan Malik) dengan sanad yang tak ada masalah. Juga disebutkan oleh Al Qadhi Iyadh dalam kitabnya Asy-Syifa melalui
jalurnya dari para pembesar
masyayikhnya yang terpercaya.

2. Pendapat Syafiiyah Imam Nawawi berkata mengenai
adab ziarah kubur Nabi SAW,
Kemudian orang yang berkunjung itu menghadapkan
wajahnya ke arah Nabi SAW lalu bertawassul dengannya dan memohon syafaat dengannya kepada Allah. (Al Majmu’ 8/2740)
Izzuddin bin Abdissalam berkata, Sebaiknya hal ini hanya berlaku untuk Rasulullah SAW saja karena
beliau adalah pemimpin Bani
Adam (manusia).

As Subki berkata,Disunnahkan
bertawassul dengan Nabi SAW
dan meminta syafaat dengannya kepada Allah SAW.
Dalam I’anat at Thalibin disebutkan, Aku telah datang
kepadamu dengan istighfar dari dosaku dan memohon syafaat denganmu kepada
Tuhanku. (Lihat: (Faidhul Qadir
2/134/135, I’anat at Thalibin
2/315, Muqaddimah At Tajrid Ash Sharih tahqiq Dr Musthofa Dib Al Bugho)

3. Pendapat Hanabilah Ibnu Qudamah berkata dalam Al
Mughni,Disunnahkan bagi yang
memasuki masjid untuk mendahulukan kaki kanan…
kemudian anda masuk ke kubur lalu berkata… Aku telah
mendatangimu dengan beristighfar dari dosa-dosaku
dan memohon syafaat denganmu kepada Allah.
Demikian pula dalam Asy Syarhul Kabir.
4. Pendapat Hanafiyah
Adapun Hanafiyah, para ulama
Mutaakhirin mereka telah
membolehkan bertawassul
dengan Nabi SAW.
Al Kamal bin Al Humam berkata dalam Fathul Qadir tentang ziarah kubur Rasulullah SAW,…
kemudian dia berkata pada
posisinya: Assalamu’alaika ya
rasulullah (salam bagimu wahai Rasulullah)… dan memohon kepada Allah hajatnya dengan bertawassul kepada Allah dengan Hadrat NabiNya SAW.
Pengarang kitab Al Ikhtiyar
menulis,Kami datang dari negeri yang jauh… dan memohon syafaat denganmu kepada Rabb kami… kemudia berkata: dengan memohon syafaat dengan NabiMu kepadamu.
Hal yang senada juga disebutkan dalam kitab Maraqi Al Falah dan Ath Thahawi terhadap Ad Durrul
Mukhtar dan Fatawa Hindiyah,
Kami telah datang mendengar
firmanMu, menaati perintahMu, memohon syafaat dengan NabiMu kepadaMu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar