Kamis, 09 Juni 2011

ARTI DAN DEFINISI ISTI'ADZAH 2

ARTI DAN DEFINISI ISTI'ADZAH

FAIDAH DAN HUKUM MENGENAI ISTI'ADZAH


أَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم
1.      Beristi'adzah kepada Alloh subhanahu wa ta'ala dari syaithon yang terkutuk adalah pendahuluan bagi orang yang membaca AL-Qur'an Al-Kariim dan mensucikannya dari was-was syaithon.
2.      Menolak madzhab Jabariyah dan Qodariyah, jikalau semua perbuatan manusia paksaan dari Alloh, Alloh tidak akan memerintah untuk beristi'adzah. Dan jika manusia yang menciptakan perbuatannya sendiri maka beristi'adzah pada dirinya sendiri, tidak butuh untuk beristi'adzah kepada Alloh subhanahu wa ta'ala. Akan tetapi manusia memiliki keinginan dan kehendak yang tidak akan terlaksana kecuali sesuai dengan kehendak Alloh subhanahu wa ta'ala.
3.      Adanya syaithon. Mereka ada secara hakiki. Jikalau tidak ada syaithon secara hakiki, kita tidak akan diperintahkan untuk beristi'adzah kepadanya.
4.      Penguasaan Jin atas manusia Itu mungkin terjadi. Terjadinya dengan kehendak Alloh subhanahu wa ta'ala.
Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman:
( وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ )
"Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengannya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Alloh. (QS. Al-Baqoroh: 102)
5.      Pengkokohan hubungan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala. Orang yang menghadap Alloh saja dan mengikhlaskan hatinya, tidak akan dikuasai oleh syaithon, walaupun hanya was-was saja. Sungguh keeratan hubungan mereka kepada Alloh akan menyebabkan keselataman dari gangguan syaithon.
6.      Kebutuhan sempura manusia kepada Alloh subhanahu wa ta'ala.
7.      Penetapan kemampuan Alloh untuk memberikan manfa'at dan menjauh mahdhorot.
8.      Penetapan bahwa manusia Fakir. Dan Alloh Maha Kaya.
9.      Bahwa mengerjakan keta'atan itu tidak mudah kecuali setelah lari dari syaithon. Dan itu dengan membaca isti'adzah.
Syaithon adalah musuh manusia, maka dan perangilah syaithon. Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman:
(( إِنَّ ٱلشَّيْطَـٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوّاً ))
"Sesungguhnya syaithon adalah musuh kalian, maka jadikanlah dia musuh". (QS. Fathir: 6)
Hukum-Hukum Fiqih Yang Berhubungan Dengan Beristi'adzah.  

Disyari'atkan beristi'adzah ketika membaca Al-Qur'an dalam sholat atau diluar sholat.
Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman:
(فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ)
"Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Alloh dari syaithon yang terkutuk". (QS. An Nahl [16]: 98)  

Hukum Isti'adzah.
Apakah wajib atau sunnah?
Membaca isti'adzah dalam sholat hukumnya sunnah, ini adalah pendapat yang lebih benar menurut jumhur ulama'. Imam Syafi'i rohimahulloh berkata: "Jika meninggalkannya karena lupa, tidak tahu ilmunya, atau disengaja, maka sholatnya tidak diulangi dan tidak sujud sahwi". Al-Um: 1/129)
Dan dalilnya bahwa Nabi sholallohu alaihi wa sallam tidak mengajari A'robi (orang badui) untuk beristi'adzah ketika mengajarinya tata cara sholat. Jika wajib Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam tentu akan mengajarinya.  

Macam-Macam lafadz (kata) isti'adzah.
1.        أَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
2.        أَعُوذُ بِاَللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم
3.        أَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ إنَّ اللَّهَ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
4.        أَسْتَعِيذُ بِاَللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Apakah beristi'adzah sebelum membaca Al-Qur'an atau sesudahnya. 
Pendapat yang paling benar adalah beristi'adzah sebelum membaca Al-Qur'an, ini adalah pendapat Jumhur
(( أَنَّهُ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَقُولُ قَبْلَ الْقِرَاءَةِ : أَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم ))
Bahwa (Rosul) sholallohu alaihi wa sallam dahulu berkata sebelum membaca: "A'udzu  billahi minas syaithonir rojiim". (Shohih, Talkhis Al-<span>H</span>abiir: 1/413)  

Isti'adzah setelah membaca do'a iftitah.
(( أَنَّهُ كَانَ إذَا قَامَ إلَى الصَّلَاةِ اسْتَفْتَحَ ثُمَّ يَقُولُ : أَعُوذُ بِاَللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ))
Bahwasannya (Nabi) dahulu apabila berdiri untuk sholat (membaca do'a) istiftah, kemudian berkata: "A'udzu billahis Samii'il Aliim minasy syaithonir rojiim". (HR. Ahmad dan Tirmidzi, hasan bi syawahid)  

Apakah beristi'adzah setiap rokaat?
Pendapat yang rojiih adalah membaca isti'adzah cukup pada rokaat pertama saja. (Al-Mughni: 1/ 284)  

Apakah beristi'adzah dengan suara keras?
Imam As-Sarkhosi rohimahulloh berkata: "musholli (orang yang sholat) beristi'adzah didalam hatinya baik sebagai Imam atau sholat sendirian, karena beristi'adzah dengan suara keras tidak ada nukilan dari Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam.
Adapun yang diriwayatkan dari Ibnu Umar rodhiallohu anhuma bahwa dia beristi'adzah dengan suara keras, itu terjadi karena ada kesepakatan yang tidak bermaksud, atau maksudnya untuk memberi pelajaran orang yang mendengar bahwa orang sholat hendaknya membaca isti'adzah. (Al-Mabsuth)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar