Dalam sebuah perjalanan & pendakian Spiritual, saya teringat sebuah kisah (pristiwa inspiratif) di Radio SPR-RPS. Seorang ibu menceritakan bahwa dia mendidik anak-anaknya yang masih kecil (3 orang anak laki-laki smua) untuk terbiasa meminta maaf. Supaya anak-anak memiliki karakter rendah hati. Suatu hari, kedua anaknya bertengkar. Kedua-duanya tidak mau mengalah untuk meminta maaf. Sang ibu kemudian berkata, siapa yang paling dulu meminta maaf, maka dia akan menjadi malaikat. Akhirnya kedua anaknya berebutan meminta maaf.
Meminta maaf adalah tindakan yang mulia, karena dengan meminta maaf bisa mencairkan ketegangan yang mungkin terjadi. Tidak penting apakah orang yang kita mintakan maaf akan memaafkan atau tidak. Kewajiban kita hanyalah meminta maaf, soal dimaafkan atau tidak sudah bukan kewenangan kita lagi. Tapi tentunya, meminta maaf yang terbaik adalah yang tulus dari dalam hati. Bukan sekedar basa-basi atau pura-pura belaka hanya ingin menyenangkan orang tersebut.
Meminta maaf kadang memerlukan keberanian dan kebesaran jiwa, karena bisa jadi kita sudah melakukan perbuatan yang menyakitkan orang lain. Atau, saat meminta maaf ternyata kita harus membuka sebuah rahasia yang mungkin tidak disukai oleh orang yang kita mintakan maaf.
Kadangkala ada yang meminta maaf walaupun bukan dipihak yang bersalah. Ini sungguh luar biasa, tidak bersalah tetapi meminta maaf. Mungkin orang ini tidak mau memperpanjang masalah, atau mungkin berbesar hati menerima perlakuan orang lain justru dengan meminta maaf. Beberapa kejadian hal ini kadang malah menjadi pencair ketegangan yang luar biasa. Yang berbuat salah malah malu karena bukan dia yang meminta maaf.
Ada yang bersalah tapi tidak mau meminta maaf, mungkin karena gengsi, merasa jabatan dan kedudukan atau usia lebih tinggi, dll. Tetapi di atas semua itu yang paling buruk adalah ketika kita tidak merasa bersalah, padahal sudah jelas-jelas salah. Atau keras kepala tidak mau mengakui kesalahan dan tidak memiliki perasaan bersalah.
Semoga kita terlindung dari sifat keras kepala tidak memiliki perasaan bersalah. Amien !
Meminta maaf adalah tindakan yang mulia, karena dengan meminta maaf bisa mencairkan ketegangan yang mungkin terjadi. Tidak penting apakah orang yang kita mintakan maaf akan memaafkan atau tidak. Kewajiban kita hanyalah meminta maaf, soal dimaafkan atau tidak sudah bukan kewenangan kita lagi. Tapi tentunya, meminta maaf yang terbaik adalah yang tulus dari dalam hati. Bukan sekedar basa-basi atau pura-pura belaka hanya ingin menyenangkan orang tersebut.
Meminta maaf kadang memerlukan keberanian dan kebesaran jiwa, karena bisa jadi kita sudah melakukan perbuatan yang menyakitkan orang lain. Atau, saat meminta maaf ternyata kita harus membuka sebuah rahasia yang mungkin tidak disukai oleh orang yang kita mintakan maaf.
Kadangkala ada yang meminta maaf walaupun bukan dipihak yang bersalah. Ini sungguh luar biasa, tidak bersalah tetapi meminta maaf. Mungkin orang ini tidak mau memperpanjang masalah, atau mungkin berbesar hati menerima perlakuan orang lain justru dengan meminta maaf. Beberapa kejadian hal ini kadang malah menjadi pencair ketegangan yang luar biasa. Yang berbuat salah malah malu karena bukan dia yang meminta maaf.
Ada yang bersalah tapi tidak mau meminta maaf, mungkin karena gengsi, merasa jabatan dan kedudukan atau usia lebih tinggi, dll. Tetapi di atas semua itu yang paling buruk adalah ketika kita tidak merasa bersalah, padahal sudah jelas-jelas salah. Atau keras kepala tidak mau mengakui kesalahan dan tidak memiliki perasaan bersalah.
Semoga kita terlindung dari sifat keras kepala tidak memiliki perasaan bersalah. Amien !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar