Senin, 25 April 2011

MENJADI SPIRITUALIS SEJATI...

Spritualis adalah siapapun yang sangat menyukai dunia spiritual, mencari : ilmu-ilmu” menghayati dan mengamalkannya dengan sangat optimal. Spiritualis sangat tekun “ berguru” ke siapapun. Ia tidak segan-segan menempuh perjalan jauh, mengurangi makan / tidur, menabung untuk : memahari” ilmu-ilmu yang sangat ingin dpelajarinya ( bahkan rela berhutang demi terwujudnya keinginan mempelajari berbagai ilmu tersebut ), rajin mengamalkan doa / mantra, rajin shalat hajat / tahajud, tekun bermeditasi dan menghayati kekuasaan Allah, dll

Spiritualis cuek-cuek saja atas berbagai komentar kanan-kirinya, yang mengangggap ia “ sedikit aneh “ karena hobi ilmu-ilmu spiritual. Bagaimana tidak? Sementara, orang kebanyakan enak-enak santai / tidur di rumah, para spiritualis tahan melek demi amalkan wirid, meditasi berjam-jam demi mengasah bathin, naik-turun makam waliyulloh demi serap energi “ sakti “ tahan puasa, rela keluarkan mahar berjuta-juta, yang kesemuannya adalah wujud cinta-nya pada dunia Spiritual.


Siapapun harus mengakui, bahwa spiritualis adalah orang pilihan . Spiritualis merupakan insan berkualitas, yg dipilih Allah, untuk melanjutkan perjuangan bathin para leluhurnya. Ilmu-ilmu bathin ( spiritual) adiluhung yang dikuasai para Waliyulloh, akan terus dikembangkan /disebarluaskan oleh para spiritualis.

Mereka, para spiritualis, tiada lain adalah para penerus perjuangan bathin para Waliyulloh tersebut. Itu, sudah menjadi kehendak Allah, yg harus disyukuri oleh para spiritualis

Para Spiritualis jangan pernah terserang penyakit “ minder-spiritual” . Artinya para Spiritualis janganlah merasa pesimis dengan dirinya, yg mungkin, dirinya : banyak dosa, banyak noda, tidak dekat dengan Allah, tidak mustajab doa-nya, bukan keturunan “ darah-biru “ Kyai / Wali, tidak kuat berpuasa ( tirakat ), tidak menguasai ilmu agama / makrifat,dll.

Para spiritualis harus memiliki satu kekuatan yaitu KEYAKINAN TOTAL PADA KEKUASAAN ALLAH. Modal spiritualis hanya satu yaitu : KEYAKINAN YANG HAQQUL-YAKIN . Para spiritualis harus hayati aksioma : keyakinan akan datangkan seribu kekuatan/  kesaktian dan keraguan akan membuang seribu kekuatan / kesaktian

Para spiritualis harus jejeg melangkah ke depan. Jangan hiraukan gunjingan negatif apapun yang dilontarkan berbagai orang. Yakini, apa yg dilakukan. Tumbuhkan pribadi yg kuat. Pupuklah jati dirinya , dengan meyakini total, bahwa yang dikerjakan adalah tidak salah, malah sangat benar. Spiritualis harus berjati diri kokoh. Spiritualis jangan setengah hati melakukan apapun, yakini bahwa waktu yg tersita untuk “ ngelmu” tenaga terkuras untuk belajar ilmu-ilmu spiritual, bahwa uang beratus ribu berjuta-juta atau bahkan beratusan juta yang dikeluarkan,dll semuanya tidak mubazir bahkan akan kembali berlipat-lipat

Spiritualis harus terus belajar ( menambah ilmu ) alias jangan berbangga diri dengan apa yang telah dipelajarinya. Spiritualis jangan merasa ber-umur tua. Meski telah berusia 90 tahun sekalipun, bila ada “ ilham” untuk belajar mendalami atas ilmu-ilmu spiritual, maka berlajarlah, tidak ada kata terlambat untuk mempelajari berbagai ilmu spiritual. Disebut terlambat bila niat belajar ilmu spiritual terwujud ketika napas sudah ditenggorokan ( sakaratul-maut)

Seorang spiritualis jangan meremehkan ilmu ( sekecil / sesederhana ) apapun. Meski ilmu yang diterima hanya satu huruf, spiritualis harus menghargainya setinggi langit. Hormati setingginya si pemberi ilmu tersebut. Hakekat ilmu adalah dikunci-nya ( miftahul-ilmi). Setiap ilmu pasti ada kuncinya. Ilmu akan gelap / terkunci bila kuncinya tidak dibuka . Biasanya orang akan langsung meremehkan bila kunci ilmu-nya dibuka / dibeberkan. Orang tersebut akan berkata ( dengan nada meremehkan ) : Ooo..ternyata cuman kaya gitu toh? Kalau Cuma gitu saya juga ngerti..!. spiritualis jangan terjerembab ke kufur ilmu. Spiritualis harus menganggap pemberi ilmu sebagai guru. Anggaplah pemberi ilmu sebagai guru sampai ajal spiritualis dijemput malaikat pencabut nyawa.

Spiritualis harus menguasai bercabang-cabang ilmu. Di era kini bila dipilah-pilah, terdapat kategori ilmu :

Ø ilmu bathin / ruhani ) doa/hizib/ mantra / ruqyah / dll )

Ø ilmu penyembuhan alami ( terapi : herbal, gurah, listrik, bekam, pernapasan, besi membara, dll )

Ø ilmu magician/ ilusi / “ trik spiritual “/dll)

alangkah baiknya, spiritualis menguasai tiga kategori ilmu diatas. Seorang spiritualis, jangan mudah terkagum-kagum ( gumunan ) melihat “ kedasyatan “ ilmu penyembuhan semisal terapi listrik, besi membara, tubuh direbus, dll

Pula, spiritualis jangan “ kagum setengah mati “ melihat penampilan paranormal ( berambut gondrong, berkumis / berjenggot panjang awut-awutan, berwajah seram-garang ), di telivisi, yang dia mampu : bengkokan linggis dengan tangan, bengkokan paku dengan gigi, dilindas buldozer, rubah teh jadi air putih, tarik truk dengan gigi, getarkan meja dengan pandangan mata, air digelas dibalik tidak tumpah, telapak tangan keluarkan asap, rubah daun jadi uang, HP masuk botol aqua, lepaskan borgol dengan tiupan, dll. Spiritualis sebaiknya menguasai “ ilmu-ilmu super tinggi “ tersebut sebagai pelengkap / penguat predikat sebagai spiritualis

Beberapa manfaat besar spiritualis menguasai ilmu-ilmu magician/ilusi/ “trik spiritual “ tersebut antara lain :

1. menambah percaya diri sebagai spiritualis

2. merasa mantap diri, karena menguasai “ ilmu-ilmu aneh/ unik ( yang tidak banyak dikuasai orang lain )

3. menambah rasa segan hormat orang-orang sekitar

4. lebih yakini diri, bahwa ternyata disekitar kita, banyak “ rahasi ilmu-ilmu “ yang terlihat “ dasyat/hebat, tapi kuncinya sangat sederhana

5. untuk mensugesti teman/ tamu/ pasien, agar mereka “ dipaksa” percaya pada “ yang ghaib “ ) tapi nyata

6. untuk “ berdakwah “ ( tujuan positif ) alias tidak menggunakan ilmu-ilmu magician/ilusi/ “ trik spiritual” untuk menipu/ membodohi

7. “membungkam” siapapun yg tidak percaya ilmu ghaib

8. sebagai “hiburan spiritual” diberbagai acara massal

9. agar spiritualis tidak mudah ditipu/kelabui oleh paranormal lain

10. spiritualis tidak perlu ber-tirakat/ puasa berat, untuk kuasai ilmu tersebut

11. spiritualis tidak perlu “ mantak-aji” ( keluarkan ilmu bathin asli )

12. dapat untuk “ selingan”/ hibburan ringan ditengah-tengah ceramah/ tausiah

13. menambah teman/ sahabat

14. sebagai lahan usaha

namun, meskipun spiritualis menguasai ilmu-ilmu magician/ ilusi/ “ trik spiritual” . Ia harus tetap memelihara ilmu-ilmu batin/ ruhani ( yang asli ), yang “ power-nya ” berasal dari “ daya linuwih sejati “ dari Allah S.W.T

jadikan “ilmu-ilmu” magician/ ilusi tersebut sebagai pelengkap (terpenting ) sebagai spiritualis.. dengan “ilmu-ilmu magician/ilusi itu, spiritualis tidak perlu repot-repot “ mantak aji ” ilmu batin asli. Sebab, ilmu batin asli, hakekatnya memang tidak boleh di demo-demokan berlebihan, sebab hal itu menyangkut “ energy-sejati ( dari Allah S.W.T ). Walau demikian, spiritualis agar jangan meremehkan “ kunci-kunci” ilmu magician/ ilusi yang diberikan pemberi ilmu. Sebab “kunci-kunci ilmu” tersebut, sungguh sangat sulit didapat dan “ harga ”nya juga memang amat mahal. Berterima kasih dan bersyukurlah . Bila mendaptkan “ kunci-kunci ilmu ” magician/ ilusi/ “ trik spiritual ” tersebut. Semoga kita dapat menjadi Spiritualis sejati

2 komentar:

  1. SIKLUS-SILANG SPIRITUAL...
    Sejatinya, aku berhajat mencari kehangatan lewat kedekatan kita. Tetapi, tersebabkan niat bawah sadar, yang tercipta ialah jarak. Sesuatu yang asing memunculkan kilatan pengalaman perpisahan dan kenangan menyakitkan. Aku coba menarik diri dari deras arus bawah sadar itu, namun energi—yang kuduga menawarkan reaksi indah—ternyata belum sempurna suguhkan kelahiran ruh perindu yang benar-benar Cinta. Ada banyak bilangan laba-rugi yang mengguratkan kepahitan sepanjang tualang kita. Dan, sungguh, itukah Cinta?



    Sejatinya, aku mencari pembimbing jiwa bernama Cinta yang bermukim di hatimu. Tetapi, misteri kesadaran dan tanggung jawab hanya mengenal amanat dan khianat, dan kusadari sesekali Benci mengilat, di hatiku dan hatimu. Betapapun, aku berharap pernikahan kita adalah persilangan spiritual tempat Benci dan Cinta bersitegang dengan khidmat, bukan medan kehendak yang memaknai hakikat kebebasan semau kita saja. Ada banyak hitungan perniagaan yang mempengaruhi siklus pilihan dan, sesungguhnya, sesekali kita hadirkan Benci agar kita sadari keberadaan Cinta.

    BalasHapus
  2. Tangga Spiritual
    Fatkhurozi Chafas 17 April 2010 jam 10:42 Balas • Laporkan
    Satu jenjang tangga spiritual bukanlah jalan yang mulus, tapi penuh dengan duri dan lika-liku. Bila Anda benar-benar ingin menapakinya agar Anda dapat naik ke jenjang berikutnya, murnikanlah setiap amaliah Anda karena ALLAH swt. semata, bulatkanlah tekad dan kuatkanlah mental Anda. Insya ALLAH Anda akan selalu dibimbing oleh ALLAH swt, akan diberitahu apa yang sebelumnya tidak Anda ketahui, dan Anda akan menemukan kebesaran ALLAH swt, Dzat Yang Maha Besar, Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, Maha Adil dan Maha Kuasa. Wallaahu A'lam.....

    BalasHapus